OBSERVASI BERITA_DIPA ULI GLORIA SIBURIAN_2106321055
#Berita1
VAKSINASI PERCEPAT PENGENDALIAN PANDEMI di DKI JAKARTA
Kompas, Senin, 4 Oktober 2021
Sumber : Berasal dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti
Dimana : DKI Jakarta
Kapan : 6 September 2021
Pernyataan Umum
Vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam menangani masalah Covid19. Vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) agar masyarakat menjadi lebih produktif dalam menjalankan aktivitas kesehariannya. DKI Jakarta mampu mengurangi tingkat kelajuan covid19, karena adanya kontribusi dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yaitu Manajemen infeksi dan Manajemen Pengobatan dalam hal vaksinasi tiap sektor di DKI JAKARTA. Hal Tersebut yang menjadikan DKI Jakarta sebagai provinsi dengan capaian vaksinasi tertinggi, dengan cakupan vaksinasi sudah mencapai lebih dari 93 persen. Pemerintah menyediakan beberapa jenis vaksin yang telah dikaji dengan proses yang berkualitas, aman dan telah disetujui oleh WHO serta BPOM. Terkait efektivitasnya hasil studi menunjukkan semua vaksin diantaranya Sinovac, Astrazeneca, Moderna, Pfizer, menunjukkan efektiv untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat Cocid-19.
Deskripsi
Strategi vaksinasi didekatkan kepada masyarakat melaui vaksinasi mobile, mobil vaksinasi keliling, serta mengencarkan vaksinasi berbasis komunitas dan tempat umum. Selain itu, pendaftaran vaksinasi dipermudah dengan system daring terpadu melalui aplikasi Jakarta Kini (JAKI). Vaksin dari Sinovac merupakan buatan perusahaan Biofarmasi asal China, nama asli vaksin tersebut ialah Coronavac. Efikasi Sinovac lebih tinggi daripada Astrazeneca, vaksin Sinovac versi BPOM memiliki tingkat efikasi sebesar 65,3 persen. Adapun vaksin produksi Astrazeneca memiliki tingkat efikasi sebesar 62,1 persen versi BPOM. Vaksin Moderna adalah vaksin jenis mRNA (messenger RNA) yang cara kerjanya berbeda dengan vaksin yang menggunakan virus yang sudah dilemahkan seperti Sinovac dan Sinopharm. Vaksin jenis mRNA bekerja dengan cara mengajarkan sel-sel tubuh kita menghasilkan protein tertentu untuk membentuk respons imun. Setelah respons imun terbentuk, lahirlah antibodi yang menjadi tameng untuk melindungi tubuh kita bila terinfeksi virus. Sama seperti jenis vaksin lain, penggunaan vaksin Moderna akan menghindari kita dari efek berat terinfeksi Covid-19. Vaksin Pfizer telah disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sudah mendapatkan WHO EUL (Emergency Use Listing) sejak Desember 2020. Di Indonesia, vaksin ini juga telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin ini sudah pula melewati proses quality control dari BioFarma dan BPOM, sebelum digunakan. Efikasi vaksin Pfizer mencapai 95 persen terhadap varian awal virus SARS-Cov-2, dan bahkan tetap efektif melawan varian Covid-19 lain. Dalam sebuah kajian yang diterbitkan di The New England Journal of Medicine (NEJM), vaksin Pfizer efektif menghadapi varian Alpha dan Beta serta mencegah keparahan yang ditimbulkan infeksi virus kedua varian hingga 97,4 persen . Kajian lain yang diterbitkan PHE (Public Health England) Publishing pun menunjukkan, vaksin ini menurunkan risiko dirawat di rumah sakit karena varian Delta.
Kesimpulan
Pencapaian yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah maksimal namun pandemi covid-19 ini belum berakhir. Demikian kewaspadaan tetap di laksanakan, karena pola pikir dan sikap masyarakat berperan penting untuk selalu taat protocol demi menjaga pengendalian pandemic di DKI Jakarta. sebab sebagus apa pun strategi pemerintah, tidak akan berdampak kalau tidak didukung publik.
#Berita2
BELAJAR TATAP MUKA PERLU DIKAJI ULANG
Kompas, Senin, 4 Oktober 2021
Sumber : Pendapat yang berasal dari Iman Zanatul Haeri dari Perhimpunan Pendidikan dan Guru Dimana : Jl. Tanah Abang III No. 24, 10160, Jakarta, Indonesia
Kapan : 3 Oktober 2021
Pernyataan Umum
Kegiatan tatap muka merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Tepat Senin, 4 Oktober 2021, Mentri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi mengeluarkan kebijakan dilaksanakannya Pembelajaran Tatap Muka atau PTM terbatas. Hal tersebut membuat kritikan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Perhimpunan Pendidikan dan Guru, Center for Education Regulations and Development Analysis, Surabaya Crisis Center, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia membentuk Koalisi Selamatkan Anak Indonesia (KSAI), bahwa pemerintah mengesampingkan kesehatan dan keselamatan anak bangsa. Mereka melihat pemerintah melepas tanggung jawabnya begitu juga dengan vaksinasi belum tersediannya bagi anak-anak yang beruumur dibawah 12 tahun.
Deskrpsi
Saat ini, yang harus diperkuat adalah pelaksanaan random regular monitoring (pengawasan regular secara acak), pelacakan kontak secara rutin dan tes acak secara konsisten kepada warga sekolah untuk mengukur tingkat penularan pada skala sekolah. Selanjutnya, pemerintah juga mesti memberikan pejelasan secara rinci kepada orangtua tentang data epidemiologi dan kesiapan sarana prasarana sekolah dalam menghadapi pandemi.
Kesimpulan
Kebijakan PTM yang sudah dilaksanakan menimbulkan keresahan terlebih anak dibawah umur 12 tahun sehingga hampir seluruh sekolah belum siap melakukan pembukaan sekolah. Bagi mereka kesehatan dan kamanan anak jauh lebih penting untuk keselamatan bersama.
#Berita3
DKI JAKARTA USUT PARASETAMOL DI TELUK JAKARTA
Kompas, Senin, 4 Oktober 2021
Sumber : Peristiwa Mengenai DKI Jakarta Usut Parasetamol di Teluk Jakarta
Siapa : Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, yakni Syarifudin.
Kapan : 3 Oktober 2021
Dimana : DKI Jakarta
Pernyataan UmumTeluk adalah tubuh perairan yang menjorok ke daratan dan dibatasi oleh daratan pada ketiga sisinya. Oleh karena letaknya yang strategis, teluk banyak dimanfaatkan sebagai pelabuhan. Teluk adalah kebalikan dari tanjung dan biasanya keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama. Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Pak Syarifudin. Tanggal, 3 Oktober 2021 menjelaskan penngambilan sampel air laut yang berada di Ancol dan Muara Angke, dilakukan pada, Sabtu, 2 Oktober 2021. Adanya hasil penelitian BRIN yang menemukan kandungan parasetamol di Teluk Jakarta menunjukkan Pemprov DKI belum cukup serius memberi perlindungan terhadap Teluk Jakarta. Padahal revitalisasi Teluk Jakarta merupakan salah satu kegiatan strategi daerah. Temuan ini semakin menambah panjang daftar beban pencemaran di Teluk Jakarta. Para Peneliti Badan dan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melansir, secara teori sisa parasetamol di perairan Teluk Jakarta dapat berasal dari tiga sumber, yaitu ekskresi akibat konsumsi masyarakat yang berlebihan, rumah sakit dan industri farmasi. Hal itu dikarenakan jenis obat yang dijual bebas tanpa resep dokter memiliki potensi sebagai sumber kontaminan di perairan. Sementara sumber potensi dari rumah sakit dan industry farmasi dapat disebabkan system pengelolahan air limbah yang tidak berfungsi optimal.
Deskrpsi
Sampel tersebut akan dibawa ke labotarium untuk dilakukan penelitian dalam jangka kurang lebih empat belas hari untuk mengetahui Pencemaran Parasetamol di Teluk Jakarta. selama pemantauan Kepala Dinas Lingkungan Hidup akan terus memantau rutin kualitas air laut selama enam bulan sekali berdasarkan 38 parameter yang baku mutunya diatur dalam perarturan pemerintah No. 22/2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. dan hasil penelitian kandungan logam berat pada teluk di Jakarta, anatara lain, berupa merkuri (Hg), timbal (Pb), kromium (Cr),cadmium (Cd) dan Timah putih (Sn).
Kesimpulan
Hasil penelitian BRIN yang meneliti pada Teluk di Jakarta, menemukan kandungan parasetamol disebabkan oleh sisa pemakaian obat atau limbah pembuatan obat masuk ke sungai sampai ke perairan pantai.
Komentar
Posting Komentar